Negara China baru saja melakukan terobosan baru di sektor satelit komunikasi. Baru-baru ini mereka meluncurkan satelit 6G pertama di dunia ke luar angkasa.Satelit 6G tersebut adalah satu dari tiga satelit baru China yang diluncurkan ke orbit. Peluncuran kali ini juga membawa 10 satelit komersial yang dikembangkan oleh perusahaan Argentina Satellogic.
China melalui lembaga National Science Foundation (NSF), secara diam-diam meluncurkan satelit uji coba 6G pertama di dunia ke luar angkasa. Satelit yang diberi nama Star Era-12 ini punya pita frekuensi yang sangat tinggi sehingga harus diuji coba di luar angkasa agar sinyal tidak mudah hilang seperti di udara.
Perangkat ini akan digunakan untuk memverifikasi performa teknologi 6G di luar angkasa karena pita frekuensi 6G akan menggunakan frekuensi terahertz, berbeda dengan 5G yang menggunakan frekuensi milimeter wave. Akademisi dari Chinese Academy of Engineering Xu Yangsheng mengatakan ini akan menjadi uji coba teknis penerapan frekuensi komunikasi terahertz pertama di luar angkasa. Jaringan generasi keenam ini diperkirakan bisa menjadi 100 kali lebih cepat dari 5G dan bisa melakukan transmisi dengan tenaga yang lebih kecil.
Meskipun saat ini teknologi jaringan 5G masih hanya bisa dinikmati di beberapa negara besar saja, saat ini para peneliti sudah mulai melakukan penelitian untuk jaringan generasi selanjutnya yaitu 6G. Tiongkok pun diketahui sudah memulai langkah pertama mereka.
Ya, pada tanggal 6 November 2020 kemarin, roket Long March 6 telah meluncur ke luar angkasa dari Taiyuan Satellite Launch Center di provinsi Shanxi untuk membawa satelit 6G eksperimental China University of Electronic Science and Technology.
Selain untuk uji coba 6G, satelit ini juga membawa beberapa teknologi untuk memonitor bencana pangan, mencegah kebakaran hutan, mengecek sumber daya kehutanan dan memonitor konservasi air dan banjir di gunung. Satelit ini juga akan mengirimkan banyak foto dan data. Menurut China Daily, teknologi 6G saat ini masih sangat muda dan harus melewati beberapa tantangan teknis dari segi penelitian mendasar, desain hardware dan dampaknya terhadap lingkungan sebelum bisa digulirkan secara komersial.
Selain itu, beberapa ilmuwan juga khawatir jika infrastruktur baru 6G dan penggunaan frekuensi baru untuk mengirimkan data bisa mempengaruhi instrumen di luar angkasa atau malah kesehatan manusia. Jaringan generasi masa depan ini juga mungkin akan terlalu mahal untuk digunakan peneliti. Tapi dengan peluncuran ini China berhasil selangkah lebih maju dari negara adidaya lainnya. Apalagi saat ini jaringan 5G juga masih belum tersebar luas di banyak negara.
Cakupan 6G meliputi segala hal, mulai dari komunikasi, telemedicine, hingga keamanan nasional. Seiring dengan perkembangan teknologi, produk dan layanan baru jenis internet nirkabel juga semakin berkembang. Contohnya saja iPhone 6G akan memiliki kemampuan mengunduh film resolusi tinggi dalam 8 detik dan mengunduh 1500 foto resolusi tinggi dalam waktu kurang dari satu menit. Kemampuan 6G lainnya yaitu ahli bedah di New York dapat menggunakan teknologi robotik untuk mengoperasi pasien di California dan robot akan mencari tentara yang tertinggal dalam kondisi terluka di medan perang.
Pemerintah China menetapkan jangka waktu lima tahun untuk tujuan strategis 5G. Para peneliti pun menyelesaikan tugasnya sesuai jangka waktu yang telah ditetapkan. Sehingga saat ini China menjadi raja 5G. Sama seperti Inggris yang memiliki tenaga listrik telegraf komersial pertama di dunia pada abad ke-19.
Yannakogeorgos selaku pakar urusan global New York University mengatakan bahwa China mungkin belum menjadi pemenang dari 6G. Akan tetapi negara komunis tersebut ingin menjadi negara pembawa standar 6G seperti halnya 5G. Jika China tetap memimpin 6G, Yannakogeorgos khawatir Amerika Serikat dan Eropa akan membawa dunia mundur dengan membentuk standar mereka sendiri. Misalnya di masa 3G, perangkat dari Amerika tidak akan berfungsi di luar negri karena standar yang berbeda.
Dia juga mengatakan bahwa Amerika memiliki semangat yang tinggi untuk mengembangkan kecerdasan buatan dan kemajuan perangkat lunak. Akan tetapi Amerika membatasi kegiatan di berbagai sektor akibat pandemi covid-19. Sehingga penelitian komunikasi menjadi terhambat. Menurutnya China tidak mempertimbangkan pandemi covid-19 yang sedang berlangsung seperi Amerika. Sehingga perkembangan untuk penelitian komunikasi tetap terus dilakukan.
Diketahui bahwa satelit tersebut juga menjadi satelit 6G pertama di dunia yang sukses diluncurkan ke luar angkasa untuk memulai pengembangan jaringan 6G. Bahkan disebutkan juga satelit ini juga dibekali oleh sebuah satelit komunikasi yang dapat mentransfer data dengan kecepatan hingga satuan terahertz. Hal tersebut tentu menjadi pencapaian tersendiri untuk para peneliti di China University of Electronic Science and Technology. Tidak hanya berfungsi untuk melakukan eksperimen terhadap jaringan 6G saja, diketahui bahwa satelit ini juga akan digunakan untuk membuat aplikasi pintar yang dapat memprediksi bencana dan hal-hal lainnya. Bagaimana menurut kalian tentang langkah Tiongkok yang sudah mulai mengembangkan jaringan 6G ini?