Ketahui Siapa Yang Menikmati Percakapan Saat Video Call

teknologi ai

Pernah tidak sih teman teman membanyangkan apa yang ada di benak lawan bicara anda saat melakukan panggila video call ataupun video confrence. Apakah lawan bicara yang sedang di ajak mengobrol ini menarik dengan topik yang sedang di bicarakan dan sedang berlangsung? Apakah mereka tertarik dengan pembicaraan tersebut atau justru merasa bosan dan malah hanya mengiya iyakan topik yang di bahas dengan bersikap sopan.

Dalam halnya pembicaraan langsung tentu seseorang bisa melihat jika audiens atau pun lawan bicaranya kurang menarik dalam topik yang sedang di bicarakan dengan melihat tanda tanda bahasa tubuh yang di sampaikan seperti badang condong ke belakang, mudah terpengaruh dengan keadaan sekeliling dan respon bahasa tubuh lainnya. Akan tetapi feed back dalam percakapan langsung ini tidak bisa di lihat dalam percakapan melalui video call maupun confrence karena keterbatasan visual yang di lihat dan juga melalui layar tentunya.

Nah untuk perihal ini maka sebenarnya microsoft telah membuat dan juga mengembangkan sebuah kecerdasan buatan yang biasa di sebut dengan artificial intelligence (AI) untuk melihat apakah lawan bicara anda tertarik dengan hal yang sedang di bahas berlangsung. Pada dasarnya kecerdasan buatan ini tidak seiseng perkiraan untuk melihat reaksi dan feed back dari percakapan casual yang berlangsung saja antara teman dan teman atau dengan keluarga dengan percakapan santai. Tapi teknologi temuan AI dari microsoft ini untuk membuat presentasi melalui panggilan confrence video ini lebih menarik lagi dengna melihat dan menscan reaksi dari para pendengar atau audiens sehingga orang yang melakukan presentasi bisnis bisa menyoroti mana audiens yang positif mendengarkan dan mana yang tidak

Nah teknologi AI yang di ciptakan oleh microsoft ini bernama Affective Spotlight yang bertungas untuk melakukan pemindaiian wajah dari para audiens sehingga bisa melakukan identifikasi pada setiap wajah peserta dengan menggunakan jaringan sarat yanag mempelajari ekspresi mereka dari berbagai model dan sumber yang telah di tanamkan dari AI ini, sedikit saja perubahan ekspresi yang tidak mampu di tangkap oleh orang yang melakukan presentasi akan di tangkap oleh AI ini sehingga bisa membaca emosi seseorang saat sedih, merasa bahagia atau pun merasa terkejut walau ini tidak terlihat dan tergambar jelas dalam wajah mereka.

Scanning dari Affactive Spotlight AI ini juga sangat menyeluruh sehingga setiap bagian wajah ini akan mendapatkan pemantauan yang mendalam dari model model yang telah di tanamkan sehingga alis jug bisa di deteksi dalam halnya jika merasa kebingungan dan setiap ekspresi yang ada juga di berikan sebuah skala yang di nilai oleh AI tersebut. Nilai 0 dan 1 akan menjadi hasil dari penilaian tersebut.

AI juga akan memberikan pembaharuan dari waktu ke waktu selama confrence di lakukan dan presenter bisa mendapatkan pembaharuan mana audiens yang paling menyimak yang bisa berubah dari ke waktu sehingga presenter bisa menggunakan feedback tersebut untuk memaksimalkan presentasinya dan mengembangkannya dari hasil analisa AI tersebut.

Juru bicara dari mircrosoft research juga mengatakan kalau bahwasannya dengan teknologi AI dari affactive spotlight ini akan membuat seorang presenter sadar akan pendegar yang menyimak pembicaraan yang di sampaikan sehingga bisa mendapatkan umpan balik yang interaktif  Justru dari umpan balik ini lah yang sangat penting sehingga tim pemasaran yang sedang mempresentasikan produknya tahu apakah penyampaian mereka di sambut dengan baik atau justru sangat buruk bagi pendengar sehingga tidak efektif

Agar dapat melihat apakah affective spotlight benar benar bisa membantu mencapai tujuan dari kecerdasan buatan itu di buat mereka melakukan pengujian yang di lakukan oleh tim terhadap setiap perangkat lunak secara acak. Dengan mencoba melihat 40 persen dari peserta selama pembicaraan berlangsung  dan hasilnya cukup memuaskan dimana para presenter bisa menyesuaikan arah presentasinya di bandingkan para presenter yang tidak memiliki clue sama sekali dengan para audiensnya tanpa bantuan dari AI ini, sehingga para pendengar yang telah di soroti oleh AI ini kemudian merasa lebih positif mendapatkan presentasi yang lebih berguna untuk mereka.

Nah dengan penemuan ini tentunya ada pro dan kontra yang bisa berlangsung di sekitar opini para orang yang melakukan video call confrence yang mungkin saja teknologi ini berkembang untuk lebih jauh lagi. Tapi privasi seseorang tentu saja bisa merasa terlanggar dan terlewati dengan kecerdasan buatan ini. Orang orang yang di soroti oleh AI ini justru akan merasakan pelanggaran terhadap perasaan mereka karena terbacanya ekspresi dan pemikiran mereka. Dan tentunya hal ini perlu di pertimbangkan dengan baik dalam pengembangan yang lebih mendatang sehingga tidak ada pengguna yang merasa terganggu privasinya dengan teknologi seperti ini.

Semoga informasi dari artikel ini bisa berguna untuk anda semua dan terima kasih